Citra diri dalam psikologi berhubungan dengan apa yang dilihat seseorang ketika ia bercermin, namun sejatinya pengertian citra diri jauh lebih dalam daripada itu. Citra diri merujuk kepada bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri dalam tingkat yang lebih luas, baik itu secara internal maupun eksternal, atau cara mengenali diri sendiri menurut psikologi. Menurut definisinya, citra diri adalah bagaimana seseorang mempersepsikan dirinya sendiri. Citra diri adalah sejumlah kesan diri yang telah terbangun seiring waktu. Citra diri ini bisa menjadi sangat positif, memberi seseorang kepercayaan diri dalam pikiran dan tindakannya, atau negatif yang membuat seseorang mudah meragukan kapabilitas dan idenya. Hubungan citra diri dalam psikologi dengan aspek – aspek diri yang lain yaitu:

Konsep Diri (Self Concept)

Citra diri terkait dengan konsep diri yang dimiliki seseorang dalam pengertiannya. Konsep diri adalah pengetahuan pribadi kita mengenai siapa diri kita termasuk semua pikiran dan perasaan mengenai diri sendiri secara fisik, pribadi dan sosial. Kedua hal ini berhubungan erat, tetapi bukan kedua hal yang sama. Konsep diri lebih menyeluruh daripada citra diri, melibatkan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, berpikir mengenai dirinya dan bagaimana ia merasa mengenai dirinya sendiri sehingga berkembang menjadi jenis – jenis konsep diri. Citra diri merupakan satu komponen yang membentuk konsep diri, menurut Mc Leod (2008).

Harga Diri (Self Esteem)

Demikian pula mengenai hubungan citra diri dan harga diri yang saling berkaitan, karena bagaimana cara kita memandang diri sendiri akan menjadi faktor yang berperan besar terhadap perasaan kita tentang diri sendiri. Akan tetapi, harga diri memiliki arti lebih dalam daripada citra diri. Harga diri secara keseluruhan adalah rasa hormat yang kita miliki untuk diri sendiri, melibatkan seberapa menguntungkan atau tidak perasaan tersebut kepada diri sendiri. Citra diri yang negatif dapat mempengaruhi harga diri serta konsep diri dalam psikologi, dan rendahnya harga diri juga akan cenderung disertai citra diri negatif, begitu juga sebaliknya jika memiliki citra diri yang positif maka harga diri pun akan lebih tinggi.

Identitas (Identity)

Begitu pula dengan identitas sebagai konsep yang terkait erat dengan citra diri dalam psikologi, identitas lebih besar dan lebih menyeluruh daripada citra diri. Identitas adalah keseluruhan ide mengenai siapa diri kita, seperti dikemukakan oleh Roy Baumeister: Istilah Identitas mengacu kepada definisi yang dibuat dan ditumpangkan pada diri seseorang (1997:681). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa identitas adalah keseluruhan gambaran mengenai siapa diri kita yang kita percayai atau yakini dalam pentingnya menemukan jati diri, dan citra diri adalah bagian dari keseluruhan gambaran tersebut.

Citra diri dalam psikologi yang sehat utamanya didasarkan pada perasaan pribadi individu dan perspektif, dimana seseorang tidak lagi dipengaruhi oleh pendapat orang lain mengenai mereka atau oleh ekspektasi sosial yang membangun konsep diri pada psikologi komunikasi. Ia justru akan menetapkan pikirannya sendiri mengenai gambaran mental internal atau ide mengenai dirinya sendiri. Sebagai hasilnya, orang ini seringkali akan tampak lebih optimistik dalam hidup dan lebih percaya diri akan kemampuan dirinya karena mereka merasakan kontrol yang lebih besar terhadap diri sendiri dan terhadap hidupnya.

Seseorang dengan citra diri yang sehat tidak akan menyangkal kekurangan dirinya sebagai faktor yang mempengaruhi konsep diri. Faktanya, mereka realistis dan sangat memahami dan menerima fakta bahwa mereka juga memiliki masalah pribadi, namun tidak ada penilaian kritis mengenainya. Mereka menerima dan mengetahui siapa dirinya dan bagaimana dirinya pada saat itu dan melakukan yang terbaik dengan apa yang dimiliki. Citra diri yang sehat tentunya terbangun diatas harga diri yang tinggi, dan keduanya akan berfungsi bersama untuk membentuk kepribadian yang sehat dan secara efektif membentuk dasar akan kehidupan yang berdaya.