1. Jual Beli

Jual beli muamalah menurut para ulama memiliki arti Jual beli secara syar’i sebagai suatu akad yang di dalam akad tersebut mengandung sifat tukar menukar dari harta yang satu dengan harta lainnya.

Hal tersebut tercantum dalam suroh Al Baqarah ayat 275.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔاۗ فَاِنْ كَانَ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيْهًا اَوْ ضَعِيْفًا اَوْ لَا يَسْتَطِيْعُ اَنْ يُّمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهٗ بِالْعَدْلِۗ وَاسْتَشْهِدُوْا شَهِيْدَيْنِ مِنْ رِّجَالِكُمْۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَّامْرَاَتٰنِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَۤاءِ اَنْ تَضِلَّ اِحْدٰىهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحْدٰىهُمَا الْاُخْرٰىۗ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَۤاءُ اِذَا مَا دُعُوْا ۗ وَلَا تَسْـَٔمُوْٓا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰٓى اَجَلِهٖۗ ذٰلِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ وَاَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَاَدْنٰىٓ اَلَّا تَرْتَابُوْٓا اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيْرُوْنَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَلَّا تَكْتُبُوْهَاۗ وَاَشْهِدُوْٓا اِذَا تَبَايَعْتُمْ ۖ وَلَا يُضَاۤرَّ كَاتِبٌ وَّلَا شَهِيْدٌ ەۗ وَاِنْ تَفْعَلُوْا فَاِنَّهٗ فُسُوْقٌۢ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُ ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Artinya : Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Ada beberapa syarat untuk melakukan jual beli yang sesuai dengan syariat Islam, diantaranya.

a. Barang atau uang harus ada yang bisa dijadikan sebagai alat tukar untuk transaksi. Lalu barang atau uang yang dijadikan alat tukar haruslah bersumber halal atau suci.

b. Penjual dan pembeli harus dalam keadaan sehat secara jasmani atau rohani, sudah baligh atau dewasa dan transaksi harus dilakukan secara keinginan bukan paksaan.

c. Dalam jual beli harus ada akad atau ijab qabul antara penjual dan pembeli, contohnya “barang ini saya jual kepada Anda dengan harga 20 ribu rupiah” kemudian pembeli menjawab, “saya setuju dengan harga 20 ribu rupiah.

2. Khiyar

Khiyar merupakan transaksi muamalah yang di mana dalam kondisi ini penjual dan pembeli bisa melanjutkan transaksi atau tidak. Khiyar memberikan kebebasan untuk penjual atau pembeli sebelum menentukan transaksi agar tidak ada penyesalan dari kedua belah pihak.

Dalam khiyar terdapat 3 jenis, diantaranya khiyar majlis, khiyar syarat, dan khiyar aibi.

a. Khiyar majlis merupakan transaksi yang di mana penjual dan pembeli dapat memilih untuk melanjutkan transaksi atau tidak selama mereka berada dalam tempat yang sama.

b. Khiyar syarat merupakan transaksi dengan sebuah syarat yang telah disepakati antara penjual dan pembeli.

c. khiyar aibi merupakan transaksi yang di mana pembeli bisa mengembalikan barang yang sudah dibelinya selama barang tersebut tidak mengalami kerusakan ketika pertama kali membelinya.

3. Mukhabarah

Mukhabarah adalah transaksi yang berkaitan dengan pembagian sebuah ladang atau sawah yang dalam pembagian tersebut bisa disesuaikan dengan kesepakatan yang sudah disetujui.

4. Muzara’ah

Muzara’ah merupakan transaksi yang berupa kerjasama dalam bidang pertanian. Dalam kerjasama dalam bidang pertanian tersebut seseorang yang mengelola sawah akan menyediakan benih dan membagi hasilnya dengan pemilik sawah sesuai kesepakatan.

5. Musaqah

Musaqah merupakan kerjasama yang merujuk kepada bidang perkebunan. Dalam hal ini pemilik perkebunan akan memberikan tanah untuk dikelola oleh petani. Lalu pembagian hasil panen akan disesuaikan dengan kesepakatan kedua belah pihak.

6. Utang Piutang

Utang Piutang merupakan transaksi yang dilakukan oleh peminjam yang meminjam dengan menyerahkan suatu barang sebagai jaminan kepada pemberi hutang. Setelah peminjam melunasi hutang, barang tersebut dikembalikan kepada pemberi hutang.

7. Perbankan Syariah

Saat ini, sudah banyak orang yang menyimpan uang di bank, termasuk bank syariah yang menyimpan dan mengelola keuangan nasabah sesuai prinsip syariah Islam.

8. Syirkah

Syirkah merupakan transaksi muamalah yang di mana kedua belah pihak atau lebih bersepakat untuk mendirikan usaha bersama dengan tujuan memperoleh keuntungan. Ada beberapa jenis syirkah, seperti syirkah ‘abdan, syirkah ‘inan, syirkah wujuh, dan syirkah mufawadhah.

a. Syirkah ‘abdan merupakan bentuk kerjasama kedua belah pihak yang terlibat tanpa menyediakan modal finansial, hanya memberikan kontribusi berupa tenaga atau pekerjaan.

b. Syirkah ‘inan merupakan bentuk kerjasama di mana kedua belah pihak saling berkontribusi baik dalam hal modal maupun pekerjaan.

c. Syirkah wujuh melibatkan kerjasama dengan mempertimbangkan kedudukan, ketokohan, dan keahlian kedua belah pihak.

d. Syirkah mufawadhah merupakan bentuk kolaborasi di mana kedua belah pihak menggabungkan semua jenis syirkah yang ada.

9. Ariyah (Pinjam Meminjam)

Ariyah atau pinjam meminjam mengacu kepada peminjaman barang yang bermanfaat dan halal kepada orang lain.

Peminjam diharapkan untuk tidak merusak barang yang dipinjam dan mengembalikannya sesuai kesepakatan.

10. Ihyaul Mawat (Membuka Lahan Baru)

Ihyaul Mawat atau membuka lahan baru merupakan upaya seseorang dalam mengelola tanah yang sebelumnya tidak tergarap. Proses ini melibatkan tanda-tanda dan kesanggupan serta alat yang cukup untuk mengelola tanah yang belum pernah dikelola sebelumnya.